Perumahan Cluster di Wilayah Dayeuhkolot Bandung
Perumahan Cluster di dayeuhkolot bandung | Sebagian orang bandung ketika mendengar nama dayeuhkolot pasti akan tergamabar sebuah daerah di pedesaan yang terpencil di wilayah bandung yang jauh dari keramaian. Dengan tipikal orang yang kampung yang sederhana dan tempat yang masih terjaga kerindangannya.
Padahal kalau dari sisi sejarah wilayah dayeuhkolot menurut wikipedia wilayah dini memiliki nama Dayeuhkolot adalah Karapyak, yang artinya rakit penyeberangan yang dibuat dari batang-batang bambu.[4] Sampai tahun 1810. Wilayah dayeuhkolot atau Karapyak adalah tempat kedudukan para bupati Bandung yang pada saat itu Bupati Bandung adalah R.A. Wiranatakusumah II (masa jabatan 1794-1829).
Perintah dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels untuk pemindahan pendopo kabupaten dari Karapyak ke tepi sungai Cikapundung, dengan alasan daerah berprospek lebih untuk dikembangkan. Siapa sangka yah ternyata wilayah dayeuhkolot memiliki nilai sejarah yang tinggi sebagai salah satu pusat pemrintahan Bandung.
Orang-orang lalu menyebut Karapyak sebagai kota tua atau kota lama. Oleh karena itu, daerah Karapyak sekarang ini disebut sebagai Dayeuhkolot, dalam bahasa Sunda dayeuh berarti kota, dan kolot berarti tua. BUkan berarti daerah ini daerah tertinggal tetapi merupakan daerah yang cukup memiliki sejarah yang tinggi bagi kota bandung.
Dayeuhkolot merupakan daerah rawan banjir di Bandung. Bersama dengan Baleendah, kecamatan ini menjadi daerah siaga bila musim penghujan tiba. Kajian karakter DAS Citarum (2011) mendapatkan bahwa 94% (sekitar 879,8 ha) wilayah Dayeuhkolot berpotensi terkena banjir setiap tahun. Wilayah ini termasuk DAS Citarum bagian hulu. Tetapi tidak menyurutkan para pengembang untuk membangun perumahan cluster di dayeuhkolot bandung.
Selain dayeuhkolot terekanl dengan wilayah banjir tenryata wilayah ini merupakan salah satu kawasan industri bandung. Sampai dengan awal tahun 2012 menurut situs kabupaten kota bandung, kawasan industri di Kabupaten Bandung masih menempati kawasan lama yang meliputi Kecamatan Katapang, Dayeuhkolot, Pamengpeuk, Baleendah, Bojongsoang, Solokanjeruk, Banjaran, Arjasari, Cileunyi, Majalaya, Cikancung, Rancaekek, Cicalengka, Margahayu dan sebagian wilayah Margaasih.
Jadi kalau secara pertumbuhan market kebutuhan perumahan daerah ini cocok untuk di bangun perumahan cluster di dayeuhkolot. Karena kebutuhan para pegawai untuk memilki rumah sangat lah tinggi. Selain kawasan industri wilayah dayeuhkolot juga di kenal dengan salah satu kampus universitas ternama yaitu STT Telkom.
Kehadiran perumahan cluster di dayeuhkolot bandung tentu saja membantu para mahasiswa untuk memperoleh pemukiman yang layak dan mendukung study mereka. Para mahasiswa dapat menyewa rumah di cluster di wilayah dayeuhkolot untuk meminimalisir biaya untuk meyewa rumah selama masa pendidikan mereka.
 |
| Perumahan Cluster di Dayeuhkolot Bandung |
Padahal kalau dari sisi sejarah wilayah dayeuhkolot menurut wikipedia wilayah dini memiliki nama Dayeuhkolot adalah Karapyak, yang artinya rakit penyeberangan yang dibuat dari batang-batang bambu.[4] Sampai tahun 1810. Wilayah dayeuhkolot atau Karapyak adalah tempat kedudukan para bupati Bandung yang pada saat itu Bupati Bandung adalah R.A. Wiranatakusumah II (masa jabatan 1794-1829).
Perintah dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels untuk pemindahan pendopo kabupaten dari Karapyak ke tepi sungai Cikapundung, dengan alasan daerah berprospek lebih untuk dikembangkan. Siapa sangka yah ternyata wilayah dayeuhkolot memiliki nilai sejarah yang tinggi sebagai salah satu pusat pemrintahan Bandung.
Orang-orang lalu menyebut Karapyak sebagai kota tua atau kota lama. Oleh karena itu, daerah Karapyak sekarang ini disebut sebagai Dayeuhkolot, dalam bahasa Sunda dayeuh berarti kota, dan kolot berarti tua. BUkan berarti daerah ini daerah tertinggal tetapi merupakan daerah yang cukup memiliki sejarah yang tinggi bagi kota bandung.
Dayeuhkolot merupakan daerah rawan banjir di Bandung. Bersama dengan Baleendah, kecamatan ini menjadi daerah siaga bila musim penghujan tiba. Kajian karakter DAS Citarum (2011) mendapatkan bahwa 94% (sekitar 879,8 ha) wilayah Dayeuhkolot berpotensi terkena banjir setiap tahun. Wilayah ini termasuk DAS Citarum bagian hulu. Tetapi tidak menyurutkan para pengembang untuk membangun perumahan cluster di dayeuhkolot bandung.
Selain dayeuhkolot terekanl dengan wilayah banjir tenryata wilayah ini merupakan salah satu kawasan industri bandung. Sampai dengan awal tahun 2012 menurut situs kabupaten kota bandung, kawasan industri di Kabupaten Bandung masih menempati kawasan lama yang meliputi Kecamatan Katapang, Dayeuhkolot, Pamengpeuk, Baleendah, Bojongsoang, Solokanjeruk, Banjaran, Arjasari, Cileunyi, Majalaya, Cikancung, Rancaekek, Cicalengka, Margahayu dan sebagian wilayah Margaasih.
Jadi kalau secara pertumbuhan market kebutuhan perumahan daerah ini cocok untuk di bangun perumahan cluster di dayeuhkolot. Karena kebutuhan para pegawai untuk memilki rumah sangat lah tinggi. Selain kawasan industri wilayah dayeuhkolot juga di kenal dengan salah satu kampus universitas ternama yaitu STT Telkom.
Kehadiran perumahan cluster di dayeuhkolot bandung tentu saja membantu para mahasiswa untuk memperoleh pemukiman yang layak dan mendukung study mereka. Para mahasiswa dapat menyewa rumah di cluster di wilayah dayeuhkolot untuk meminimalisir biaya untuk meyewa rumah selama masa pendidikan mereka.
Comments
Post a Comment